Pemerintah Diminta Konsisten dalam Menyusun Kebijakan Sektor Strategis Nasional

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Oleh: Eko Nordiansyah

Jakarta: Pemerintah diminta bersikap tegas dan konsisten dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan sektor strategis guna melindungi kepentingan nasional. Dengan demikian, ancaman, tantangan, gangguan, dan hambatan (ATGH) untuk mencapai cita-cita negara dapat diatasi.

Lanjutkan membaca “Pemerintah Diminta Konsisten dalam Menyusun Kebijakan Sektor Strategis Nasional”

Bulan Pancasila, Akademisi Minta Pemerintah Tegas Buat Kebijakan Bebas Intervensi 

Bulan Pancasila, Akademisi Minta Pemerintah Tegas Buat Kebijakan Bebas Intervensi 

Oleh: Dhora Arizona Pratiwi

Pemerintah diminta bersikap tegas dan konsisten dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan sektor strategis guna melindungi kepentingan nasional.

Pusat Kajian (Puska) Hukum dan Pancasila Fakultas Hukum Universitas Indonesia mengadakan webinar bertajuk “Pancasila Membangun Manusia, Bangsa dan Dunia.”

Lanjutkan membaca “Bulan Pancasila, Akademisi Minta Pemerintah Tegas Buat Kebijakan Bebas Intervensi “

Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara Masa Kini

Ilustrasi Pancasila

Oleh: Dr. Kris W. Soepandji, M.P.P.

Editor: Egidius Patnistik

Pada awal 1990-an, buku karya Denys Lombard yang berjudul Nusa Jawa Silang Budaya diterbitkan dalam bahasa Indonesia. Karya tersebut menjelaskan, Indonesia merupakan suatu bangsa yang mendiami suatu posisi silang strategis dengan tetap mampu mempertahankan identitasnya. Hal tersebut terlihat dari sejarah perkembangan bahasa di kepulauan Nusantara.

Lanjutkan membaca “Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara Masa Kini”

Penegakan Hukum Indonesia, Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas

ilustrasiOleh: Ahmad Faizul Anwar

“Sementara, di luar masih banyak koruptor yang berkeliaran dengan senang dan santainya menikmati uang rakyat yang acap kali disalah gunakan untuk hal yang bersifat pribadi”

Istilah ini mungkin sudah lumrah di masyarakat Indonesia saat ini bahwa, hukum di Indonesia timpang sebelah atau dalam tanda kutip “Tajam ke bawah dan Tumpul ke atas” maksud dari istilah tersebut adalah salah satu sindiran nyata bahwa keadilan di negeri ini lebih tajam menghukum masyarakat kelas menengah. Coba bandingkan dengan para koruptor yang notabene adalah para pejabat kelas ekonomi ke atas, mulai dari tingkat anggota DPRD hingga para mantan menteri juga terjerat dengan kasus korupsi. Lanjutkan membaca “Penegakan Hukum Indonesia, Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas”

Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Pengembangan Nilai Integritas Bangsa

Gambar terkaitOleh: husnakun.wordpress.com

Jika Anda menetap di suatu tempat untuk beberapa hari saja,
mulailah belajar menanam padi.
Jika Anda berfikir menetap untuk jangka waktu lebih panjang lagi,
mulailah menanam pohon.
Jika Anda berpikir menetap selama-lamanya,
mulailah dengan mendidik manusianya.

Confusius

Mukadimah

Globalisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa memang telah membuat dunia serba terbuka. Ketika terjadi peningkatan aktivitas lintas-batas dan komunikasi secara maya (virtual) ke seluruh penjuru dunia dalam waktu singkat serta majunya teknologi dan komunikasi, maka hanya yang siap yang bisa meraih kesempatan. Globalisasi akan memicu perubahan tatanan pemenuhan kebutuhan secara mendasar sesuai dengan karakteristiknya yang mobile, plural, kompetitif. Lanjutkan membaca “Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Pengembangan Nilai Integritas Bangsa”

“Membangun Semangat Nasionalisme dengan Kebudayaan Bangsa”

Related imageOleh: muhamadamru.wordpress.com

“ Menjunjung tanah airku, tanah airku Indonesia” merupakan bait terakhir dalam lagu “ DariSabang Meruke”. Dimana lagu ini menjelaskan tentang bagaimana bangsa yang besar (Indonesia)yang terdiri dari berbagai macam pulau dan kebudayaan menjadi satu kesatuan seperti sekarang yaitu NKRI. Negara Indonesia adalah negara yang plural dan unik yang pernah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ini merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia, karena hanya Indonesia lah satu-satu nya Negara yang mempunyai beragam kebudayaan serta beragam kepulauan. Hanya saja hal itulah yang menjadi masalah yang dihadapi oleh Negara ini.

Jargon yang dahulu di dengung-dengungkan oleh para pendahulu kita yaitu “Bhineka Tunggal Ika” (berbeda-beda tapi satu jua) saa tini hanyalah sebuah sebuah slogan yang tak ubahnya hanya sekedar diucapkan tanpa diamalkan. Dulu para pendahulu kita telah berhasil menanamkan paham bahwa dengan ke Bhineka Tunggal Ika an ini kita bisa Merdeka tanpa harus memecah perbedaan yang ada dinegara kita ini. Itulah yang menjadi awal dari tumbuhnya semangat nasionalisme. Yang membuat kita tidak lagi dibeda-bedakan berasalkan daerah maupun RAS, tetapi kita semua telah menjadi satu kesatuan dalam NKRI. Lanjutkan membaca ““Membangun Semangat Nasionalisme dengan Kebudayaan Bangsa””

Nasib Pemeluk Agama Minoritas

https://i0.wp.com/hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2016/01/kaum-minoritas.jpgOleh: Rustam Tando

Berdasarkan SKB (Surat Keputusan Bersama) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006,syarat pendirian suatu bangunan tempat Ibadah diantaranya adalah harus ada izin dari Departemen Agama, harus izin yang ditanda tangani sebanyak 60 warga yang bermukim disekitar tempat pendirian dan harus ada Izin Mendirikan Bangunan (IMB), persyaratan tersebut sangat menyulitkannya pendirian bangunan rumah Ibadah kaum minoritas seperti gereja, pura, klenteng dan kuil. Namun, untuk pendirian masjid sebagai rumah tempat ibadah mayoritas rasanya tidaklah sulit, mesjid dan musallah bisa berdiri di mana saja seperti di setiap kantor pemerintah ada bangunan mesjid ( dalam lingkungan kantor DPR RI saja ada Mesjid, sedangkan bangunan rumah ibadah agama minoritas tidak kelihatan ) tanpa ada izin yang ditanda tangani warga sebanyak 60 yang bermukim disekitar tempat pendirian dan mungkin tanpa mempunyai Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Contoh yang paling menonjol adalah perubahan taman-taman dilingkungan komplek perumahan, bisa dalam sekejap saja sudah berubah menjadi lokasi pendirian rumah ibadah tanpa jelas berapa jumlah warga yang bertanda tangan menyetujuinya, di suatu kecamatan di sulawesi Utara yang penduduknya 99 % kristen, tetapi pendirian mesjid di tengah-tengah pemukiman umat kristen tidak ada masalah, tanpa ada ketakutan penyebaran agama islam di sekitarnya.

Dalam beberapa pengamatan saya pada setiap perjalanan dinas kesetiap provinsi waktu masih aktif sebagai abdi negara, sering saya merasa malu terhadap diri sendiri, kenapa bisa terjadi seperti ini, kita hidup di negara berdasarkan Pancasila bukan atas nama suatu agama atau golongan saja, tetapi kaum minoritas selalu mendapatkan perlakuan kekerasan dan pembelengguan kebebasan menjalankan ibadahnya. Lanjutkan membaca “Nasib Pemeluk Agama Minoritas”

Menyibak Akar Terorisme di Tanah Poso


Oleh: Luki Junizar (www.centroone.com)

Poso adalah sebuah kota yang berada di Sulawesi bagian Tengah, merupakan salah satu wilayah yang dianggap sebagai “Tanah Suci” oleh para teroris. Dan di tanah Poso inilah banyak lahir para Mujahid (pengantin) yang dipersiapkan untuk mereka melakukan jihad.

Meskipun aparat keamanan baik dari Polisi sampai tingkat TNI sudah berulang kali memburu mereka. Tapi tetap saja para teroris ini tumbuh dan berkembang jaringannya setiap saat tanpa ada satupun yang bisa menyentuhnya apalagi sampai memusnahkannya dari bumi Indonesia.

Dan saat ini yang menjadi pertanyaanya adalah kenapa kota Poso yang disinyalir menjadi pusat pelatihan teroris? Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah khususnya aparat keamanan untuk memutus mata rantai terorisme di Indonesia?

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan Poso adalah tempat yang strategis bagi para teroris untuk dapat mengembangkan jaringannya karena memiliki latar belakang sejarah pada masa konflik kala itu. Lanjutkan membaca “Menyibak Akar Terorisme di Tanah Poso”