Menyibak Akar Terorisme di Tanah Poso


Oleh: Luki Junizar (www.centroone.com)

Poso adalah sebuah kota yang berada di Sulawesi bagian Tengah, merupakan salah satu wilayah yang dianggap sebagai “Tanah Suci” oleh para teroris. Dan di tanah Poso inilah banyak lahir para Mujahid (pengantin) yang dipersiapkan untuk mereka melakukan jihad.

Meskipun aparat keamanan baik dari Polisi sampai tingkat TNI sudah berulang kali memburu mereka. Tapi tetap saja para teroris ini tumbuh dan berkembang jaringannya setiap saat tanpa ada satupun yang bisa menyentuhnya apalagi sampai memusnahkannya dari bumi Indonesia.

Dan saat ini yang menjadi pertanyaanya adalah kenapa kota Poso yang disinyalir menjadi pusat pelatihan teroris? Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah khususnya aparat keamanan untuk memutus mata rantai terorisme di Indonesia?

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan Poso adalah tempat yang strategis bagi para teroris untuk dapat mengembangkan jaringannya karena memiliki latar belakang sejarah pada masa konflik kala itu.

“Perkembangan teroris jika di kota Poso sangatlah besar karena didukung oleh berbagai macam komponen sehingga jaringan teroris di Poso ini semakin lama semakin kuat,” kata Neta, Kamis (05/04/2013).

Di sisi lain Neta menjelaskan alasan bagi para teroris menjadikan Poso sebagai home base mereka karena medan untuk para teroris seperti tempat pelatihan sangat mendukung. Banyak wilayah pegunungan hutan yang strategis untuk mereka jadikan tempat latihan dan persembunyian.

“Misalnya, kelompok teroris Poso yang dipimpin oleh Santoso alias Abu Warda, kini masih menempati pegunungan hutan Koroncopu, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, itu sebagai lokasi strategis mereka,” bebernya.

Terkait dengan upaya pemerintah khususnya aparat keamanan dalam memutus mata rantai peredaraan teroris di Indonesia. Neta menilai tidak semudah itu jika pemerintah mau memberantas teroris.

Pasalnya harus ada kerjasama antar berbagai pihak agar dapat meminimalisir untuk dapat memutus para jaringan teroris tersebut agar tidak berkembang lagi di Indonesia.

“Intinya masyarakat harus dapat bekerjasama serta pro aktif dengan aparat keamanan terkait untuk dapat memutus jaringan teroris. Seperti contohnya melaporkan jika ada orang atau kelompok yang mencurigakan lalu dilaporkan pada pihak keamanan itu satu bentuk contoh kecil untuk dapat meminimalisir pemutusan jaringan teroris,” jelasnya.

Oleh: Luki Junizar – Editor: Masruroh

Tinggalkan komentar