Wayang Salah Satu Puncak Seni Budaya Bangsa Indonesia

Oleh: forum.um.ac.id

WAYANG salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang, yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.

Menurut penelitian para ahli sejarah kebudayaan, budaya wayang merupakan budaya asli Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita wayang yang populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastra India, yaitu Ramayana dan Mahabarata. Lanjutkan membaca “Wayang Salah Satu Puncak Seni Budaya Bangsa Indonesia”

Lakon Kresna Dhuta Memupuk Bela Negara

Oleh: Anand Khrisna Centre

Pergelaran Wayang Orang (WO) Sriwedari Sabtu malam lalu terasa lain. Lakon Kresna Dhuta tidak memunculkan kiprah seorang raja kerajaan Dwarawati menjadi utusan para Pandawa meminta kerajaan Astina. Justru yang muncul, Kresna membujuk Arjuna agar menghadapi kenyataan bahwa dalam peperangan tidak boleh mendua. Siapapun yang menjadi lawan di medan peperangan harus dihadapi, meski itu orang yang dihormati seperti kakeknya sendiri. Lanjutkan membaca “Lakon Kresna Dhuta Memupuk Bela Negara”

Satire Politik Sang Wayang

kresnoOleh: Bandung Mawardi

Politik di Indonesia memiliki seribu pintu untuk pergulatan tafsir dalam tegangan idealitas dan realitas. Rezim-rezim kekuasaan di Indonesia memiliki jejak kentara dalam historisitas kekuasaan Jawa. Pembaca dan penafsir politik Indonesia bisa gairah dan lelah untuk mengurusi politik melalui jejak-jejak kekuasaan Jawa. Jejak-jejak itu mengalami metamorfosis atau pemutakhiran sesuai dengan arus takdir jaman.

Esai-esai Benedict Anderson (1966 dan 1972) dengan kritis mengabarkan bahwa konstruksi politik Indonesia mengacu pada Jawa. Realisasi paham kekuasaan Jawa tampak eksplisit dalam pemunculan aktor, kesadaran panggung, permainan lakon, atau permainan bahasa politik. Anderson mengakui ada kerepotan epistemologis untuk membaca dan memahami konsep kekuasaan Jawa. Lanjutkan membaca “Satire Politik Sang Wayang”