Bhinneka Tunggal Ika dalam Demokrasi Indonesia

Oleh: kompasiana.com

Perbedaan suku, bahasa, agama, serta budaya, telah terbentuk menjadi satu kesatuan yang utuh (NKRI), yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Keragaman tersebut berdiri tegak dalam lingkaran persamaan, di bawah naungan satu bendera: bendera Merah Putih. Satu lagu kebangsaan: lagu Indonesia Raya. Satu bahasa: Bahasa Indonesia. Satu lambang negara, yakni seekor Garuda yang memiliki azas Pancasila, dan dipadu dengan seuntai kalimat bermakna agung “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai mottonya.

Jika merujuk pada esensi atau inti dari motto “Bhinneka Tunggal Ika” yang hakekatnya mengandung nilai-nilai nasionalisme Lanjutkan membaca “Bhinneka Tunggal Ika dalam Demokrasi Indonesia”

Bhinneka Tunggal Ika Dalam Demokrasi Indonesia

Oleh: Hanifah NS

Perbedaan suku, bahasa, agama, serta budaya, telah terbentuk menjadi satu kesatuan yang utuh (NKRI), yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Keragaman tersebut berdiri tegak dalam lingkaran persamaan, di bawah naungan satu bendera: bendera Merah Putih. Satu lagu kebangsaan: lagu Indonesia Raya. Satu bahasa: Bahasa Indonesia. Satu lambang negara, yakni seekor Garuda yang memiliki azas Pancasila, dan dipadu dengan seuntai kalimat bermakna agung “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai mottonya.

Jika merujuk pada esensi atau inti dari motto “Bhinneka Tunggal Ika” yang hakekatnya Lanjutkan membaca “Bhinneka Tunggal Ika Dalam Demokrasi Indonesia”

Sederhana, Merakyat, Demokratis, Berkharisma, dan Rela Berkorban untuk Negara adalah Semangat dan Inspirasi dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX bagi Generasi Penerus Bangsa

Oleh: iwan_daa.blog.ugm.ac.id

Sri Sultan Hamengku Buwono IX adalah raja terbesar Yogyakarta sepanjang sejarah kesultanan Yogyakarta sejak Perjanjian Giyanti 1755, yang juga merupakan salah satu pahlawan nasional berpengaruh Yogyakarta dan kemerdekaan Indonesia. Beliau terlahir dari pasangan Gusti Pangeran Haryo Puruboyo yang merupakan putra mahkota Keraton Yogya yang kemudian diangkat menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara, yang kemudian dinobatkan menjadi Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Sedangkan ibunya, R.A. Kustilah merupakan putri Pangeran Mangkubumi dan kemudian menyandang gelar Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom. Lahir pada hari Sabtu, tanggal 12 April 1912 di Sompilan Ngasem, Lanjutkan membaca “Sederhana, Merakyat, Demokratis, Berkharisma, dan Rela Berkorban untuk Negara adalah Semangat dan Inspirasi dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX bagi Generasi Penerus Bangsa”

Sang Bangsawan Yang Demokratis

https://i0.wp.com/www.calegindonesia.com/content/files/images/news/sri_sultan_hbix.jpgOleh: TokohIndonesia.Com

Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mengalami banyak perubahan di bawah pimpinannya. Pendidikan Barat yang dijalaninya sejak usia 4 tahun membuat Sri Sultan Hamengku Buwono IX (HB IX) menemukan banyak alternatif budaya untuk menyelenggarakan Keraton Yogyakarta. Dengan wawasan barunya ia menunjukkan bahwa raja bukan lagi gung binathara, melainkan demokratis. Raja berprinsip kedaulatan rakyat tetapi tetap berbudi bawa leksana. Ia memiliki paham kebangsaan yang tinggi.

Dilahirkan di nDalem Pakuningratan kampung Sompilan Ngasem pada hari Sabtu Paing tanggal 12 April 1912 Lanjutkan membaca “Sang Bangsawan Yang Demokratis”

Mampukah Riset Kita Berdiri Sejajar dengan Negara Maju ?

indonesia-majuOleh: Arli Aditya Parikesit

Sebenarnya Indonesia memiliki beberapa keunggulan, yang bahkan tidak dapat disamai oleh negara maju sekalipun. “Raksasa-raksasa” riset dunia, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa tentu saja memiliki keunggulan dana yang berlimpah, fasilitas yang memadai, dan referensi yang lengkap.

Jika akhirnya Indonesia memilih berhadapan dengan mereka, dengan menggunakan pola pikir mereka juga, maka sudah dipastikan Indonesia tidak akan bisa kemana-mana. Namun, apa saja keunggulan Indonesia, dibanding “raksasa-raksasa” itu, terutama bidang yang bisa dikembangkan untuk riset? Apakah masih ada harapan untuk berdiri sejajar dengan mereka? Mari kita simak. Lanjutkan membaca “Mampukah Riset Kita Berdiri Sejajar dengan Negara Maju ?”