Lagi, Sengketa Perbatasan Indonesia-Malaysia

Oleh: IRIB World Service

Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, menemukan fakta bahwa Malaysia kembali mencaplok wilayah Indonesia di Kalimantan Barat. Patok yang diakui Malaysia, kata dia, tidak sesuai dengan Traktat London tahun 1824.
“Traktat London merupakan kesepakatan penjajah dulu, Inggris dan Belanda mengenai batas kedua negara. Disebutkan batas kedua negara ini lurus,” jelas Hasanuddin dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Minggu 9 Oktober 2011.

Pantauan Hasanuddin di lapangan, patok batas kedua negara melengkung ke arah wilayah Indonesia. Akibatnya, kata dia, Indonesia berpotensi kehilangan wilayah. Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia kehilangan 1.400 hektare tanah di Camar Bulan dan 80 ribu meter persegi di pantai Tanjung Datu.

“Patok yang ada saat ini tidak sesuai dengan perjanjian London itu. Jelas, ini menambah luas wilayah Malaysia,” kata dia.

Hasanuddin berjanji akan memaparkan hasil penelusurannya ini di hadapan Komisi I DPR. “Saya pegang semua data dan peta.”

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene mengatakan, batas wilayah RI-Malaysia di daerah Kampung Camar, Kalimantan Barat (Kalbar), saat ini masih dalam tahap perundingan. Hal itu diungkapkannya menanggapi pernyataan anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin yang mengatakan wilayah Indonesia di Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia berkurang sebesar 1.400 hektare di wilayah Camar Bulan, dan 80.000 meter persegi di Tanjung Batu.

“Indonesia dan Malaysia memiliki batas perairan di wilayah Kalimantan Barat. Saat ini, kedua pemerintah masih merundingkan batas wilayah maritim dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di daerah tersebut. Perundingan selanjutnya akan berlangsung pada 16-18 Oktober mendatang,” kata Michael, Minggu (9/10/2011).
Michael menegaskan, pemerintah Indonesia dalam setiap perundingan perbatasan selalu mengedepankan kepentingan nasional dan berpedoman kepada Konvensi Hukum Laut yang dibuat PBB (UNCLOS).

Persoalan perbatasan wilayah Indonesia bukan hanya dengan Malaysia dan Singapura. Direktur Perjanjian Internasional, Politik dan Keamanan Wilayah Kementerian Luar Negeri, Rachmat Budiman, menyebut terdapat masalah dengan lima negara tetangga lainnya.

Dengan ketujuh negara itu yakni Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Thailand dan India, Indonesia sudah melakukan perundingan. Dan, perundingan intens berlangsung dengan Malaysia dan Singapura. Sementara dengan Vietnam, Indonesia sedang merundingkan proses garis batas zona ekonomi eksklusif.

Perundingan perbatasan lainnya yang sedang dilakukan oleh Indonesia adalah dengan Filipina. Tetapi, katanya, dengan adanya konflik internal di Filipina terkait polemik penentuan titik koordinat baru yang dipersoalkan oleh warga negaranya, maka perundingan dihentikan sementara.

Selain dengan Filipina, Indonesia juga sedang melakukan perundingan dengan Republik Palau. Pertemuan sudah digelar dua kali, namun belum menghasilkan kesepakatan. Selain itu, sambungnya, Indonesia juga sedang melakukan penjajakan dengan India dan Thailand terkait penetapan batas ZTE. (IRIB/antara/vivanews)

5 respons untuk ‘Lagi, Sengketa Perbatasan Indonesia-Malaysia

  1. Sudah saatnya pemerintah di negeri ini bersikap TEGAS……………>>>
    Jangan biarkan bangsa ini terus di injak injak. Dan jangan biarkan orang atau kelompok menunggangi setiap issue/perkara bangsa untuk kepentingan individu, kelompok atau golongan.
    Ayolah, ber iktikad baiklah sebagai pemimpin2x bangsa untuk menciptakan Indonesia yang di segani dunia.
    Dimana gelar macan asia yg dulu selalu melekat?
    Sekarang kita koq malah jadi seperti “domba’
    😦
    Yang punya Blog, terima kasih menulis artikel2x yang harusnya di baca oleh semua orang indonesia. Biar rasa nasionalis kita bisa terpupuk kembali.

  2. Hilangkan saja selogan NKRI HARGA MATI kalau belum siap perang militer????
    saya rakyat kecil tidak tau soal politik,tapi yang jelas yang namanya HARGA MATI tidak ada tawar menawar,jadi tidak ada perundingan untuk perbatasan kalau memang milik kita,kalau berunding itu berarti tawar menawar,
    selogan NKRI HARGA MATI hanya milik Yth Soekarno dan Yth Soeharto.

Tinggalkan komentar