Gempa Sumatera Menjadi Renungan Bela Negara

padangOleh: Adi Dzikrullah Bahri

Sebagaimana yang pernah disinggung dalam artikel “Gempa Jambi”, bahwa sebuah renungan harus kita lakukan bersama. Renungan secara nasional. Sebuah introspeksi diri atas segala bencana yang ada.

Gempa sebuah fenomena yang sangat tidak diharapkan. Keberadaannya muncul secara tiba-tiba tanpa ada yang tahu. Tetapi gejala-gejala yang menunjukkan akan terjadinya gempa pasti bisa diidentifikasi.

Sekarang, yang terpenting adalah apa yang seharusnya dilakukan jika hal ini terjadi. Yang seharunya dilakukan tidak lain adalah kita harus segera bisa introspeksi diri. Selama ini kita telah banyak berbuat yang mengarah kepada sikap yang tidak mencerminkan rasa syukur kita terhadap nikmat Allah SWT. Sudah sangat jelas, bahwa ketika kita pandai bersyukur atas nikmat-Nya maka Allah akan melipatgandakan nikmat yang ada. Sebaliknya jika kita kufur, maka siksa Allah sangat pedih.

Selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah merapatkan barisan. Merapatkan shaf (barisan). Mengapa merapatkan barisan rakyat Indonesia mampu memperkecil atau meringankan derita bencana ini? jawabannya adalah PEDULI.

Merapatkan barisan adalah pertanda sebuah kepedulian kita terhadap saudara kita yang terkena bencana. Dengan merapatkan barisan kita galang segala bantuan yang ada, baik moril atau materi. Dan yang terpenting adalah menghindari adanya perpecahan umat.

Hal yang tidak kita pedulikan adalah kemungkinan jika terjadi gempa atau bencana. Yaitu terganggunya stabilitas keamanan nasional. Bukannya kita negative thinking terhadap bantuan atau uluran tangan bangsa lain, tetapi kita harus waspada. Setiap bantuan dari asing pasti ada yang namanya embel-embel. Jangan sampai dengan adanya bencana bangsa ini tergadaikan. Oleh karena itu, merapatkan barisan sangat penting sekali dalam mewujutkan keamanan dan sebagai bukti kita dalam bela negara.

Simpelnya dengan adanya bencana yang beruntuk yang melanda kita, mari kita bersama merenungkan hal ini. Introspeksi diri atas sikap yang selama ini kita lakukan. Dan yang terpenting adalah merapatkan barisan sebagai bukti kepedulian dan bela negara kita pada bangsa Indonesia.

Tulisan ini dipersembahkan untuk para korban bencana di Sumatera. Semoga Allah selalu memberikan kesabaran dan keikhlasan kepada kita semua. Serta diikutsertakan dalam memeriahkan “Bukan Contest: Brain storming-Bela Negara” yang diselenggarakan oleh Pakdhe Cholik.

2 respons untuk ‘Gempa Sumatera Menjadi Renungan Bela Negara

Tinggalkan komentar